Emesis Gravidarum

Emesis gravidarum merupakan keluhan mual muntah pada kehamilan, diduga disebabkan oleh dinamika hormon yang terjadi pada kehamilan. Menurut Bavelley O”brien sekitar 70-90% dari semua wanita hamil mengalami mual – mual

 Penyebab Emesis gravidarum

Penyebab emesis gravidarum secara pasti belum dapat diketahui, tetapi menurut Jimenez (1995)  penyebab terjadinya mual di pagi hari adalah emosi, perubahan hormon yang meningkatkan keasaman lambung dan rendahnya gula. Menurut Guyton ( 1994) mual disebabkan oleh impuls iritasi yang datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari otak bawah yang berhubungan dengan morning sicknees atau impuls dan korteks serebri untuk memulai muntah. Muntah sendiri disebabkan karena rangsangan yang kuat sebagai akibat dari distensi yang berlebihan atau iritasi doudenum.  Menurut Farer (2001) penyebab pasti belum diketahui tetapi kemungkinan besar mual muntah merupakan reaksi terhadap peningkatan kadar hormon yang mendadak.  Dugaan  lain adalah peningkatan esterogen, HCl lambung dan HCG ( Human Chorionic Gonadotroopin)

Pathofisiologi

Mual muntah secara umum

Mekanisme mual dan muntah dikendalikan oleh  dua area di SSP yaitu CTZ (chemoreceptor Trigger Zone) dan di formasio retikularis.  CTZ terletak bilateral dasar ventrikel keempat Medulla Oblongata yang bertanggung jawab  terhadap keberadaan  substan emetogenic misalnya  toxin,ureum, hypoxia, keton bodies dan  segala sesuatu yang di respon sebagai benda asing yang masuk dalam  sistem aliran darah dan  cerebrospinal fluid (CSF). Respon  tubuh terhadap emetogenic memberikan sinyal yang  dikirim langsung melalui nervus vagus (N X) kelambung sehingga timbul reaksi mual-muntah .  Kasus lain yang dapat merangsang CTZ misalnya iritasi dinding lambung karena bacteri atau virus, menghirup atau menelan zat/obat-obat kimia, distensi lambung karena kekenyangan, hambatan passage isi usus,  timbunan gas, termasuk kondisi psikis ( Cemas, takut, ). Sedang sinyal dinamika psikis akan dikirim ke formatio reticularis dan selanjutanya  ke nervus Vagus. CTZ dan formatio reticularis mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi melalui pintasan neural.   

Berdasar teori diatas HCG   merupakan emetogenic yang paling memenuhi  sebagai penyebab emesis gravidarum  karena terjadinya pada trimester I kehamilan. Dalam hal ini HCG akan direspon secara individual sebagai self antigen yang memberi sinyal kimia pada  CTZ  dengan reaksi mual – muntah. Ini konsisten dengan masa plasentasi yaitu selama + 90 hari, setelah masa ini  chorion akan menjadi plasenta dan kadar HCG menurun mual muntahpun mereda atau hilang. Mengenai dinamika psikis, ini merupakan masalah yang sangat terbuka untuk diteliti, karena respon spsikis individu terhadap setiap aspek perubahan kehidupan sangat variatif.

Gejala klinis

Gejala klinis Emesis Gravidarum adalah kepala pusing, terutama pada pagi hari disertai mual muntah sampai kehamilan berumur 3 - 4 bulan oleh karena itu kondisi ini sering di sebut sebagai morning sickness. Penurunan nafsu makan dan labilitas emosi.

Bahaya

Tanda bahaya yang perlu diwaspadai antara lain penurunan berat badan, kekurangan gizi atau perubahan status gizi, dehidrasi, ketidak seimbangn elektrolit, ketosis. Selain itu mual muntah berlebihan yang terus menerus saat hamil akan mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh serta penurunan berat badan . Kehilangan lebih 5 % berat badan sebelum hamil akibat mual muntah dapat dikategorikan sebagai hiperemesis. Ini dapat berakibat buruk terhadap janin karena dapat terjadi keguguran, lahir meninggal, lahir lebih awal, BBLR, pertumbuhan terbelakang, kelainan jari tangan serta cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan yang sedikit terbelakang. Meskipun penurunan berat badan karena hiperemesis gravidarum tidak selalu berakibat demikian tetapi perlu diwaspadai atau dihindari agar hal itu tidak terjadi.

 Penanganan

Menurut Jymenez ( 1995:32 ) untuk menangani dan mencegah mual muntah pada ibu hamil dapat dengan cara: 

  1. Upayakan  lambung tidak kosong
  2. Disebelah tempat tidur simpan makanan kecil misalnya sepotong coklat atau  beberapa cracers untuk dimakan sebelum menginjakan kaki dilantai saat bangun tidur dipagi hari.
  3. Minum segelas susu atau teh manis yang hangat .
  4. Isap atau kunyah es.
  5. Makanlah apel atau kentang tanpa dikupas
  6. Teknik relaksasi dengan bernafas dalam dan keluar dengan perlahan melalui mulut
  7. Hindari makan berminyak atau banyak rempah – rempah
  8. Hindari stres emosi atau fisik yang tidak perlu karena rasa mual kadang menjadi parah dengan adanya ketegangan fisik dan emosi.
  9. Jangan terlalu cepat bangun dari tidur, sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.
  10.  Dianjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering.
  11. Ketika istirahat dengan berbaring kaki dan kepala sedikit dinaikkan.
  12.  Berolahraga dan hiruplah udara segar.
  13.  Sebelum tidur, pastikan kamar mendapat udara segar
  14. Singkirkan pakaian yangkotor atau bau dan  alat rumah tangga lain dari dalam kamar tidur
  15.  Konsumsi buah segar yang mengandung cairan misalnya, semangka, melon, sawo, jeruk manis rambutan dsb juga sangat baik
  16.  Bila ibu suka mengulum permen pemberian pepermint ( pepermint seperti yang terdapat pada permen pedas ) sesudah makan akan menimbulkan relaksasi oesofagus bagian bawah  dan memeberi sensasi lega.

 

Penggunaan obat /farmakologik

         Perlu ditekankan bahwa penggunaan preparat farmakologi disini (berkaitan dengan kehamilan) perlu mendapatkan konsultasi yang baik dengan dokter ahlinya.   Ada berbagai obat yang digunakan sebagai anti emetik, baik dalam masa peralihan maupun pada emesis gravidarum. Neurotransmitter yang terlibat dalam proses terjadinya muntah dapat diubah oleh kerja obat meliputi: dopamin, asetikolin, histamin, serotinin, bensoluiazepin, karabinoid (Jordan, 2002:124 )

 

EMESIS GRAVIDARUM

(HUPITOYO S.Kp, M.Kes)

(Dosen Prodi kebidanan jurusan kebidanan poltekkes Kemenkes Malang)