Waspada, prevalensi TB di Indonesia masih tinggi!

Ditulis oleh : Atik Kurniawati

Tanggal : 2011-03-16


Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang mempunyai sifat istimewa yaitu tahan terhadap penghilangan warna dengan asam dan alkohol. Oleh karena itu disebut pula Basil Tahan Asam (BTA). M.TBC  biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara pernafasan kedalam paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.

TB Paru merupakan bentuk yang paling sering dijumpai yaitu sekitar 80% dari semua penderita. TB yang menyerang jaringan paru ini merupakan satu-satunya bentuk dari TB yang dapat menular. TB extra paru merupakan TB yang menyerang organ tubuh lain selain paru. Organ-organ lain tersebut biasanya adalah pleura, kelenjar lymfe, persendian, tulang belakang, saluran kencing, susunan saraf pusat dan perut. Sebenarnya TB dapat menyerang organ apa saja ditubuh.

TB merupakan salah satu masalah kesehatan penting di Indonesia. Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia setelah India dan China. Jumlah pasien TB di Indonesia adalah sekitar 5,8 % dari total jumlah pasien TB dunia. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terdapat 528.000 kasus TB baru dengan kematian sekitar 91.000 orang. Angka prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2009 adalah 100 per 100.000 penduduk dan TB terjadi pada lebih dari 70% usia produktif. Dalam pada itu kerugian ekonomi akibat TB juga cukup besar.

Sebagian besar orang yang telah terinfeksi (80-90%) belum tentu menjadi sakit tuberkulosis. Untuk sementara waktu kuman yang ada dalam tubuh mereka tersebut bisa berada dalam keadaan dormant (tidur) dan keberadaan kuman dormant tersebut dapat diketahui hanya dengan tes tuberkulin. Mereka yang menjadi sakit disebut sebagai : “penderita tuberculosis”, biasanya dalam waktu paling cepat sekitar 3-6 bulan setelah terjadi infeksi. Mereka yang tidak menjadi sakit tetap mempunyai resiko untuk menderita TB epanjang sisa hidup mereka.

Daya penularan dari seorang penderita TB ditentukan oleh banyaknya kuman yang terdapat dalam paru penderita. Persebaran dari kuman-kuman tersebut dalam udara serta yang dikeluarkan bersama dahak berupa droplet dan berada diudara disekitar penderita TB. Penderita TB paru yang mengandung banyak sekali kuman yang telihat langsung dengan mikroskop pada sediaan dahaknya (disebut penderita BTA positif) adalah sangat menular. Penderita yang kumannya tidak dapat dilihat langsung dengan mikroskop pada sediaan dahaknya (penderita BTA negatif) adalah sangat kurang menular, biasanya penyakitnya lebih ringan dari penderita BTA positif.

Penderita dengan BTA positif mengeluarkan kuman-kuman ke udara dalam bentuk droplet yang sangat kecil pada waktu batuk atau bersin. Droplet yang sangat kecil ini mengering dengan cepat dan menjadi droplet yang mengandung kuman TB dan dapat tetap bertahan di udara selam beberapa jam.

Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhirup oleh orang lain melalui jalan nafas. Jika kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang menghisapnya maka kuman tersebut mulai membelah diri (berkembang biak) dan terjadilah infeksi. Ini adalah cara bagaimana infeksi tersebut menyebar dari satu orang ke orang lain. Orang yang serumah dengan penderita TB paru dengan BTA positif adalah orang yang besar kemungkinannya terpapar dengan kuman TB.

Gejala paling umum pada penderita tersangka TB paru adalah :
  1. Batuk yang terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih
  2. Dahak bercampur darah (haemoptoe)
  3. Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada
  4. Lemah badan, kehilangan nafsu makan dan berat badan menurun,rasa kurang enak badan (malaise)
  5. Berkeringat malam tanpa disertai kegiatan, demam meriang lebih dari 1 bulan

Gejala-gejala dari TB ekstra paru tergantung dari organ yang terkena, nyeri dada pada TB pleura (pleuritis), pembesaran kelenjar limfe (lymphadenitis tb) dan pembengkokan dari tulang belakang (spondylitis tb) merupakan tanda-tanda yang sering dijumpai dari TB ekstra paru.

Sebagian besar penyakit TB adalah TB paru. Diagnosis TB menular ditegakkan berdasarkan gejala batuk berdahak lebih dari 3 minggu dan ditemukan 2 kali (2X) pemeriksaan  sediaan dahak positif (BTA positif) pada pemeriksaan mikroskopik dahak 3 waktu (3X) yaitu sewaktu, pagi, sewaktu (SPS)

Di Indonesia penyakit TB paru ditanggulangi oleh banyak pihak antara lain Puskesmas/klinik pemerintah atau swasta, rumah sakit pemerintah/swasta,praktek dokter ahli paru dan praktek dokter (swasta) melalui Program Penanggulangan TB Paru (P2TB Paru). (tic)

XPF