Sehat Dengan Rokok Dan Tanpa Merokok

Ditulis oleh : Abdul Hanan Abdulhanan09@yahoo.c

Tanggal : 2011-11-18


Suatu obsesi yang kontrofersial bila kita membaca judul artikel ini yang ternyata dikatakan bahwa seseorang bisa sehat dengan rokok dan seseorang akan sehat bila tanpa merokok ?

Rokok bersama tradisi dan budaya sudah ada sejak jaman dahulu kala dengan berbagai tipe dan pengemasannya seperti: rokok suling/pipa didaerah timur tengah, rokok bambu (bumbung) yang biasa dilakukan oleh tradisi masyarakat Tiongkok tempo dulu, dan tipe rokok tempo dulu yang masih populer hingga sekarang adalah rokok cerutu terutama dikalangan masyarakat Eropa. Indonesia juga memiliki tradisi kemasan rokok yang cukup menarik yang di bungkus dengan daun jagung atau kita kenal dengan rokok klobot dan yang lebih menarik aroma rokoknya yang berbau kemenyan. Fenomena inilah yang mendasari bahwa rokok adalah bagian dari budaya.

“Mungkinkah rokok ini dipunahkan atau mungkin di undang-undangkan sebagai sesuatu yang dilarang, dan atau diharamkan ?”

Fenomena rokok di jaman modern menunjukkan perubahan yang drastis dari era sebelumnya dimana rokok dikemas lebih menarik dengan berbagai bentuk promosi yang menggoda, lebih jauh lagi rokok menjadi komoditas perusahaan  besar dan melayani pasar internasional sehingga rokok menjadikan devisa negara yang cukup besar dari pendapatan cukai rokok. Melalui pandapatan cukai rokok ini maka pembiayaan sebagian masalah kesehatan dimasyarakat dapat dikompensasi dengan cukai rokok.

Fenomena mutakhir tentang rokok, berkembang didunia pengobatan alternatif di kota Malang (jawa pos, 3 Juli 2011) melalui Spa Balur Asap Rokok untuk penyembuhan berbagai penyakit seperti untuk penyembuhan Stroke dengan mekanisme alur penatalaksanaan pengobatan (1) melalui pipa plastik asap rokok ditiupkan ke telinga. Asap mengalir ke bagian dalam kepala manusia. (2) Nano partikel yang dibawah oleh asap tersebut mampu memecahkan radikal bebas yang ada di pembuluh darah pada otak. (3) radikal bebas dikeluarkan melalui pori-pori kulit atau saat buang air besar. (4) dengan melakukan terapi secara terus menerus radikal bebas yang ada di pembuluh darah otak hilang dan keadaan bisa pulih kembali.

Sekilas tentang rokok bila kita lihat dari sudut pandang Kesehatan Mental (Mental Health), pada seorang perokok yang menggunakan mekanisme pertahanan ego (MPE) dalam mengatasi masalah psikologisnya maka rokok ini menjadi kompensasi sementara atau menetap dalam mengatasi masalah psikologis, dan memang untuk sementara masalah psikologis dapat teratasi, namun disisi lain seorang perokok terlena bahwa terdapat masalah lain yang mengikuti yaitu ketergantungan psikologis (Habitualism) terhadap rokok atau tertanam pada individu tersebut tradisi, kebiasaan atau perilaku merokok.

Perokok juga menjadikan rokok sebagai gaya hidup yang menyatu dengan aspek perilakunya, misalnya dia lebih percaya diri (confidence) apabila penampilan performannya dilengkapi dengan merokok dan menampilkan rokok dengan kemasan yang ellegance.  Masalah perilaku psikososial pada para perokok ini juga menjadikan keresahan orang disekitarnya misalnya merokok di tempat-tempat umum, di kendaraan umum, bahkan merokok di tempat-tempat eksekutif seperti di kampus, di kantor, di tempat peribadatan, bahkan di rumah sakit.

Tampaknya dalam hal ini apa diperlukan juga Smoking Area bagi perokok kampus ?      

Menurut badan kesehatan dunia (WHO), merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Penelitian Fakultas Psikologi UI menyimpulkan seorang perokok yang tidak merokok akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, menjadi gelisah, dan menyebabkan kegemukan. Apabila merokok, akan merasa lebih dewasa dan dapat menimbulkan ide-ide atau inspirasi. Faktor inilah yang  banyak mempengaruhi kebiasaan merokok di masyarakat.

Sedikitnya ada 24 penyakit yang fatal yang disebabkan oleh kebiasaan merokok, misalnya kanker dan penyakit jantung. Dampak buruk merokok bagi kesehatan ini biasanya akan muncul dalam jangka waktu yang lama, di atas 5 tahun (Tobacco or Health in The European Union, 2004). satu jam tembakau rokok dapat mengakibatkan kematian sejumlah 560 orang di seluruh dunia. Dapat diambil kesimpulan dalam satu tahun terdapat 4,9 juta kematian di dunia yang disebabkan  oleh tembakau rokok. Kematian tersebut  tidak  terlepas dari 3800 zat kimia yang sebagian besar adalah racun dan  karsinogen.

Sedangkan 50 juta anak laki-laki di China meninggal dunia lebih dini akibat penyakit yang terkait dengan tembakau. Penggunaan tembakau akan membunuh 250 juta orang yang saat ini berusia anak-anak dan remaja. Hampir seperempat orang muda yang merokok mencoba rokok pertama mereka sebelum berusia 10 tahun. Seratus juta orang meninggal dunia akibat tembakau pada abad 20. Survey dari Lembaga Penanggulangan Masalah Merokok (LM3), tahun 2002 jumlah rokok yang dihisap oleh penduduk Indonesia mencapai 215 miliar batang. Urutan pertama ditempati Cina dengan jumlah 1.643 miliar batang, Amerika Serikat 451 miliar, Jepang 328 miliar, dan Rusia sebanyak 258 miliar batang. 

The Global Youth Tobacco Survey menemukan prevalensi usia perokok di Indonesia tercatat 64,2 persen anak sekolah terpapar asap rokok selama mereka di rumah dan 37,3 persen pelajar adalah perokok dengan usia pertama kali merokok adalah 10 tahun. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan sekitar 43 juta anak Indonesia hingga usia 18 tahun saat ini terancam penyakit mematikan, sedangkan Departemen Kesehatan menyebutkan sebanyak 4.280 jiwa anak Indonesia meninggal per tahun akibat rokok.

Indonesia belum mempunyai Peraturan Perundangan untuk melarang anak merokok ? karena tidak ada peraturan yang tegas dari pemerintah untuk menanggulangi masalah rokok pada anak, penelitian di empat kota yaitu Bandung, Padang, Yogyakarta dan Malang pada tahun 2004, prevalensi perokok usia 5-9 tahun meningkat drastis dari 0,6 persen jadi 2,8 persen.

Munculnya fenomena “Sandy” perokok di bawah usia lima tahun yang terjadi di kota Malang, Jawa Timur terkesan dibiarkan. Rokok diketahui mengandung ribuan zat berbahaya jika diserap anak-anak dapat mengganggu tumbuh kembang anak seperti perkembangan paru-paru lambat, inteligensi kurang, infeksi saluran nafas, infeksi telinga, dan asma. tingkat prevalensi anak-anak merokok meningkat hingga 400 persen dalam empat tahun terakhir.

Dari fenomena epidemiologi rokok dalam uraian di atas maka kita perlu cermati tentang Bahaya Rokok !! 

Di dalam rokok terkandung 4000 zat kimia yang berbahaya untuk kesahatan, dua diantaranya adalah nicotine yang bersifat aditif dan tar yang bersifat karsinogenik. Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah dibakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25 persen. Walau demikian jumlah kecil tersebut mempunyai waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak.

Dan apakah cukai rokok cukup untuk membiayai penyakit dampak rokok ?

Ada tips arogansi bagi para perokok untuk memulai bertahap berhenti merokok :

  1. Berhenti membeli rokok
  2. Mengurangi rokok teman
  3. Berkomitmen tidak merokok lagi di hadapan dokter setelah terdiagnosis “karsinogenik pada paru-paru anda”
  4. Berhenti total merokok karena takut mati

PUSTAKA:

Ariyadin.2003.Relakah Mati Demi Sebatang Rokok.Yogyakarta.Manyar Media

Darmodjo.2009.Karakteristik Siswa Sekolah Dasar.www.xpresi.com.(diakses tanggal 17 Juli 2010.14.40 WIB)

Evy.Jumlah Perokok Pemula Meningkat.www.kompas.com (diakses tanggal 18 Juli 2010 jam 16.11 WIB).

Kunto.Ikhwan.2009.jauhkan Anak dari Bahaya Merokok.www.wikimu.com (diakses tanggal 16 Juli 2010.08.13 WIB).

Mu’tadin.2002.Remaja dan Rokok.www.e-psikologi.com.(diakses tanggal 13 Juli 2010.15.13 WIB)

Mulyadi,Seto.2010.Internet.Seto Mulyadi Sesalkan Berita Balita Merokok.Jakarta.www.antaranews.com (diakses tanggal 16 Juli 2010.08.12 WIB).

Tobbaco Atlas.2009.2020, 7 juta Meninggal Akibat Rokok.www.matanews.com (diakses tanggal 17 Juli 2010, jam 16.01 WIB).

 

 

XPF