Pemasangan AKDR segera Setelah Persalinan

Ditulis oleh : Ika Yudianti

Tanggal : 2011-12-13


Apa itu AKDR?

AKDR (kepanjangan dari : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD (singkatan dari : Intra Uterine Device) merupakan salah satu primadona metode kontrasepsi efektif di Indonesia dan banyak ahli menyarankan penggunaannya.

Siapa  yang dapat menggunakan AKDR?

AKDR dapat digunakan oleh hampir semua perempuan dengan indikasi-indikasi tertentu.

Apa indikasi pemasangan AKDR?

Pemasangan AKDR segera setelah plasenta lahir dapat dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Utamanya karena calon akseptor memang belum menginginkan untuk hamil kembali dalam waktu dekat, sehingga motivasinya untuk menggunakan alat kontrasepsi demikian tinggi. Pada perempuan-perempuan yang memiliki akses terbatas terhadap fasilitas pelayanan Keluarga Berencana, proses persalinan menjadi satu kesempatan yang sangat berharga untuk sekaligus memenuhi kebutuhan pasangan akan alat kontrasepsi yang efektif. Pada kalangan tersebut, apabila terjadi penundaan pemasangan AKDR maka dikhawatirkan perempuan tersebut tidak akan pernah kembali untuk dilakukan pemasangan AKDR sehingga terjadilah kehamilan yang tidak direncanakan.

Kapan sebaiknya AKDR dipasang?

AKDR post plasenta adalah AKDR yang dipasang dalam waktu 10 menit setelah lepasnya plasenta pada persalinan pervaginam (EngenderHealth, 2008). Insersi AKDR setelah plasenta lahir paling baik dilakukan dalam waktu 10 menit setelah kelahiran plasenta, sampai dengan 48 jam setelah persalinan. Alat kontrasepsi yang dipasang di dalam fundus uteri ini dapat digunakan pada setiap saat di masa reproduksi, yaitu di masa penundaan kehamilan, masa interval, dalam 24 jam setelah persalinan, maupun pasca abortus.

Bagaimana Efisiensi ADKR?

Banyak jenis AKDR, salah satunya adalah T-Cu 380A yang memiliki efek perlindungan kontraseptif yang hampir sama dengan sterilisasi tuba. Bila dibandingkan, maka AKDR tentu jauh lebih sederhana cara pemasangannya, lebih murah, dan reversibel. Apalagi Insersi AKDR setelah plasenta lahir dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan pada pemasangan dalam masa interval, dan menghindari terjadinya perdarahan pasca insersi yang seringkali disalahartikan sebagai lokia.  Dari serangkaian penelitian yang direview oleh The Cochrane Collaboration menyatakan bahwa, insersi AKDR segera setelah plasenta lahir dapat dilakukan dengan aman dan efektif. Angka ekspulsi AKDR pada pemasangan 10 menit setelah plasenta lahir lebih rendah bila dibandingkan dengan pemasangan dalam waktu setelah 10 menit sampai dengan 48 jam postpartum.  

Bagaimana halnya dengan Tanda-tanda Ekspulsi ?

Ibu-ibu perlu mengetahui tanda-tanda lepasnya IUD/ AKDR. Gejala ekspulsi antara lain kram, pengeluaran per vagina, spotting atau perdarahan, dan dispareni. Waktu pemasangan yang diselesaikan dalam 10 menit setelah keluarnya plasenta memungkinkan angka ekspulsinya lebih kecil ditambah dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang terlatih (dokter atau bidan), serta teknik pemasangan sampai ke fundus juga dapat meminimalisir kegagalan pemasangan.

XPF