Juara Internasional
International Competition Asian Health Talents & Health Tech Asia 2024
Pada tanggal 26-28 Juni 2024, Jakarta menjadi tuan rumah lomba inovasi teknologi kesehatan ASIA International yang diselenggarakan oleh The International Institute of Knowledge Management (TIIKM) yang berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, United Federation of FIL – AM Educators (UNIFFIED) Manila Plus Chapter, serta Association of Higher Education Multidisciplinary Researches, INC, Philippines.
Tim ESIT yang beranggotakan M. Mahyan Masbuby (D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan), Dwi Ratna Sari (D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan), dan Nur Azizah Sa (D3 Keperawatan Malang) menjadi finalis 5 besar pada cabang lomba Telemedicine Innovation Contest dan meraih predikat 3rd winner atau bronze medal. Dalam kompetisi ini, finalis mengembangkan solusi inovatif dengan menggabungkan teknologi
dan kesehatan.
Produk inovasi tim dari Poltekkes Kemenkes Malang adalah ESIT (Early Schizophrenia Identification Tool) yang merupakan alat IoT (Internet of Things) menggunakan learning machine yang terintegrasi dengan cloud storage. ESIT memiliki tiga fitur, seperti fitur biometrik sidik jari, pengenalan suara, dan detektor detak jantung untuk memastikan dengan akurat dan tepat apakah klien tersebut menderita skizo atau tidak.
Sensor sidik jari menggunakan sistem perhitungan matematika fraktal dengan rumus box counting yang akan memprediksi pasien dengan skizofrenia, fitur yang kedua berupa pengenalan suara random atau yang bisa kita sebut dengan speech random recognition memungkinkan identifikasi gejala disorganize speech pada penderita skizofrenia. Selain itu, terdapat detektor detak jantung yang akan memantau kondisi pasien secara real-time pada saat waham delusinasi terjadi. Semua data yang dihasilkan melalui 3 fitur tersebut akan tersimpan secara otomatis di cloud storage seperti AWS atau Google Cloud untuk menyimpan data dan mengelola aksesnya. ESIT hadir menjadi sebuah inovasi produk teknologi yang membantu psikiatri dan tenaga kesehatan lainnya dalam deteksi dini dan diagnosa penyakit mental khususnya skizofrenia.
Dengan keberhasilan ini, Tim ESIT yang terdiri dari kolaborasi mahasiswa prodi D3 Rekam Medis dan D3 Keperawatan Malang telah membuktikan bahwa inovasi teknologi kesehatan di Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah internasional. Predikat 3rd winner yang diraih tidak hanya menjadi kebanggaan bagi institusi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan profesional di bidang kesehatan lainnya untuk terus mengembangkan solusi yang dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Semoga prestasi ini menjadi awal dari inovasi-inovasi lainnya yang dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan global.