Diabetes Melitus, Apa Dan Bagaimana ?

Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes melitus, baik tua maupun muda. Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes melitus di dunia. Pada tahun 2000 saja, terdapat sekitar 5,6 juta orang Indonesia yang mengidap DM. Angka ini diperkirakan meningkat setiap tahunnya hingga pada tahun 2030 mencapai 21,3 juta orang.

Lalu sebenarnya, apa itu DM?

DM atau kencing manis merupakan penyakit yang terjadi akibat terganggunya proses metabolisme gula darah di dalam tubuh. Diabetesi mempunyai kadar gula darah yang  lebih tinggi dari normal. Dimana kadar gula darah puasa normalnya adalah < 110 mg/dl dan kadar gula darah 2 jam sesudah makan normalnya adalah < 145 mg/dl.

Apa gejala diabetesi?

Ada tiga gejala klasik yang umumnya ditemui, yaitu poliuri (sering kencing), polidipsi (selalu merasa haus) dan polofagi (selalu merasa lapar). Selain itu juga terdapat gejala lain, seperti sering kesemutan, berat badan turun, rasa gatal-gatal, mata mulai kabur, luka/abses yang sulit sembuh, cepat lelah dan mengantuk, berat bayi lahir > 4 kg serta impotensi.

Mengapa DM bisa terjadi?

DM terjadi karena kelenjar pankreas tidak mampu atau tidak cukup memproduksi hormon insulin sehingga megakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein akibat defisiensi atau kekurangan insulin, yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan kelainan pembuluh darah.

Bagaimana pengaturan makan bagi diabetesi?

Pengaturan makan merupakan pilar utama pengelolaan diabetes mellitus selain aktivitas fisik, edukasi kesehatan dan obat. Sebenarnya anjuran makan pada diabetisi sama dengan anjuran makan sehat umumnya, yaitu makanan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing. Sebaliknya anjuran makan bagi diabetisi juga akan sangat baik untuk orang sehat yang non diabetes melitus dan juga untuk mencegah penyakit salah gizi yang lainnya.

Tujuan makan sesuai kebutuhan kalori adalah agar dapat mencapai dan mempertahankan berat badan yang normal. Pada diabetisi yang gemuk, kadar gula darah sulit dikendalikan, sehingga berat badan perlu dibuat normal. Berat badan normal berkisar antara kurang dari 10% sampai lebih dari 10% dari berat badan ideal. Berat badan ideal adalah 90% x (tinggi badan dalam cm dikurang 100 kg). Bila tinggi badan 160 cm, maka berat badan idamannya adalah 90% x (160-100) kg = 54 kg. Berolahraga dengan teratur dapat membantu menurunkan berat badan dan mengendalikan kadar gula darah.

Selain perlu mencapai gula darah dan mempertahankan gula darah mendekati normal, diabetisi juga perlu mencapai dan mempertahankan lemak darah serta tekanan darah yang normal. Diabetisi tak perlu takut makan dan dianjurkan makan bersama anggota keluarga lainnya, yaitu menu makanan yang seimbang sesuai kebutuhan gizi.

Bagaimana menu seimbang untuk diabetisi?

Makanlah beraneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta sumber zat pengatur.
  1. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi: karbohidrat, lemak, dan proten. Makanan sumber zat tenaga antara lain nasi serta penggantinya seperti roti, mie, kentang, dll.
  2. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral. Makanan sumber zat pembangun antara lain kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju dll.
  3. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain sayuran dan buah-buahan.
Untuk dapat makan sesuai kebutuhan gizi, diabetesi perlu mengetahui kebutuhan kalori sehari. Selain membantu dalam kebutuhan kalori, ahli gizi/diet juga menyarankan variasi makanan sesuai dengan daftar bahan makanan penukar.

Porsi makanan hendaknya tersebar sepanjang hari, yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam serta kudapan diantara waktu makan. Diabetisi yang menggunakan insulin atau OHO, sebaiknya memperhatikan jadwal makan teratur, jenis serta jumlah makanan. Bila mereka makan tidak teratur, dapat menyebabkan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah < 60 mg/dL) yang bisa membahayakan. Sebagai pedoman, diabetesi dianjurkan makan 3 kali sehari yang terdiri dari: satu piring nasi atau penggatinya, satu potong ikan atau penggantinya, satu mangkok sayuran, buah-buahan.

Diantara waktu makan tersebut di atas dapat diselingi dengan kudapan/makanan ringan, contohnya buah atau kue. Berikut beberapa makanan sehat untuk diabetes:
  1. Kacang polong: Kacang polong tinggi serat. Serat merupakan komponen tumbuhan yang membuat kenyang, menstabilkan kadar gula darah, dan bahkan menurunkan kolesterol. Setengah cangkir kacang hitam mengandung sekitar 7 gram serat. Selain itu, kacang polong juga mengandung kalsium, mineral yang terbukti membantu membakar lemak tubuh. Setengah cangkir mengandung sekitar 100 gram kalsium, sekitar 10 persen dari asupan harian. Di samping itu, kacang polong juga merupakan sumber makanan yang kaya protein. Berbeda dengan sumber protein hewan (daging), kacang polong rendah lemak jenuh, lemak yang menyumbat arteri dan memicu penyakit jantung.
  2. Susu:Produk susu, seperti susu, keju dan yogurt, kaya kalsium dan vitamin D. Sebuah studi, seperti dikutip situs prevention.com, menemukan, perempuan yang mengonsumsi lebih dari 1.200 mg kalsium atau lebihdari 800 internasional unit (IU) vitamin D sehari berisiko 33 persen lebih rendah menderita diabetes dibandingkan mereka yang mengonsumsi kedua nutrisi ini dalam jumlah kurang. Tapi, pastikan memilih produk susu yang rendah atau bebas lemak.
  3. Salmon:Salmon kaya asam lemak omega-3. Tiga ons salmon menyediakan sekitar 1.800 mg omega-3. Jenis lemak sehat ini berfungsi mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan berat badan, mengurangi peradangan, serta memperbaiki resistensi insulin. Selain itu, ikan ini juga mengandung vitamin D.
  4. Tuna:Tuna merupakan jenis ikan sehat yang juga kaya asam lemak omega-3. Tiga ons tuna menyumbangkan 1.300 mg omega-3 dan sejumlah vitamin D.
  5. Oats:Oats juga kaya serat, setengah cangkir oat instan menyumbangkan empat gram serat. Penelitian menunjukkan bahwa pencinta oat bisa menrunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL serta memperbaiki resistensi insulin. Kandungan serat dalam oat memperlambat proses pemecahan dan penyerapan karbohidrat. Karena itu, kadar gula darah Anda akan tetap stabil.
  6. Kenari:Satu ons kacang sehat ini (sekitar tujuh biji) mengandung 2 gram serat dan 2,6 gram ALA. Tapi, jumlah tersebut juga menyumbangkan 185 kalori. Jadi, perhatikan jumlah asupan jika Anda sedang mempertahankan berat badan.
  7. Selai Kacang:Beberapa studi telah menyatakan bahwa selai kacang bisa mengurangi risiko diabetes. Kandungan serat di dalamnya (dua sendok makan mengandung 2 gram serat) turut berperan dalam penurunan risiko ini. Selain itu, selai kacang juga mengandung lemak tunggal. (Editor: Yohanes Kristianto)

Author: Silfia Fitri, mahasiswa Jurusan: DIII Gizi Malang