Kenali Pencegahan Masalah Gizi pada Anak dengan Pola Gizi Seimbang

Anak-anak dikategorikan sebagai usia 6-12 tahun, dengan karakteristik pertumbuhan yang relatif dan dengan sedikit masalah pemberian makan. Usia anak-anak dimana suka mencoba mempelajari keterampilan fisik dan menghabiskan banyak waktu untuk bermain. Dan waktu lebih banyak dihabiskan di sekolah sehingga anak-anak cenderung mulai menyesuaikan dengan jadwal rutin.

 

Masalah Gizi pada Anak-Anak

            Gizi kurang, merupakan permasalahan yang terjadi karena kurangnya menkonsumsi makanan yang mengandung energi, protein yang bermutu tinggi (seperti ikan, telur, daging) serta mineral terutama kalsium yang mudah diserap oleh tubuh. Selain itu gizi kurang dapat pula disebabkan oleh cacingan yang diderita 50% anak-anak. Status gizi seseorang dapat dilihat dari tinggi badan, berat badan, data biokimia, dan lainya. Gangguan pertumbuhan pada usia anak-anak ini terjadi akibat berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dan gizi kurang pada usia balita. Kekurangan gizi secara umum ( makanan kurang dalam kualitas dan kuantitas ) menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, serta perilaku.

            Kegemukan atau gizi lebih, adalah kondisi dimana konsumsi makanan yang mengandung energi, protein dan lemak yang melebihi kebutuhan. Gizi lebih menyebabkan obesitas yang merupakan kelebihan energi yang disimpan di dalam jaringan berupa lemak. Kegemukan merupakan salah satu risiko dalam terjadi berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati, dn kantung empedu.

            Anemia gizi besi, anak yang mengalami anemia menunjukkan gejala antara lain pucat, lemah, lelah, menurunnya kemampuan konsentrasi belajar. Serta menurunnya antibody sehingga mudah terserang infeksi atau penyakit. Penyebab anemia ini adalah makanan yang dimakan kurang mengandung zat besi. Akibat kekurangan sejumlah zat gizi itu, sekitar 10 persen-15 persen anak usia sekolah menderita anemia.  

            Kurang vitamin A, hal ini menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi. Kurang vitamin A atau yang sering disebut KVA sering menyebabkan kematian pada anak-anak. Penyebab KVA di Indonesia kebanyakan adalah kemiskinan dan kurangnya penegtahuan tentang gizi.

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban. Pada usia anak-anak dapat menimbulkan kecerdasan (IQ) yang lebih rendah. Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung yodium menyebabkan penyakit gondok.

 

Asupan yang Aman dan Menyehatkan

  1. Makan pagi ( sarapan )

Merupakan salah satu pesan dalam PUGS, dapat menyumbang seperempat dari kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar 450-500 kalori dengan 8-9 gram protein. Berdasarkan penelitian di Jakarta menunjukkan jenis makanan pagi antara lain nasi dan lauk pauk 61%, roti 15,5%, dan mi 8,6%.

  1. Membawa bekal ke sekolah

Membeli makanan dan kemudian menghabiskan bersama teman-temannya adalah hal yang mengasyikkan bagi anak-anak. Untuk meminimalkan jajan anak, sebaiknya anak dibekali dari rumah. Dan makanan bekal adalah makanan yang disukainya dan menarik. Sehingga anak-anak lebih tertarik dengan bekalnya. Kandungan gizi makanan bekal sebaiknya sekitar 300 kalori, 5-7 gram protein. Makanan bekal bisa berupa snack atau makanan lengkap dalam porsi kecil.

  1. Olahraga dan aktivitas

Sesuai dengan salah satu pesan PUGS, dengan melakukan latihan fisik dan olahraga teratur setiap hari, maka sejak usia muda sebaiknya anak dianjurkan berolahraga dan melakukan aktivitas yang cukup. Manfaat Olahraga dan aktivitas fisik antara lain menurunkan dan mempertahankan BB, menurunkan tekanan darah, menaikkan kolesterol HDL, serta mampu menurunkan resiko obesitas.

Prinsip Gizi Seimbang untuk Anak-Anak

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) hendaknya diterapkan dalam menyusun makanan anak-anak. Makanan dengan kandungan gizi seimbang , cukup energi dan zat gizi sesuai kebutuhan gizi anak-anak sangat dianjurkan.

            Makanan yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan anak sebaiknya terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Sebaiknya seorang ibu melakukan pengaturan-pengaturan dalam menyusun makan untuk anak-anaknya. Pengaturan tersebut bertujuan untuk membentuk kebiasaan makan yang baik dan berpartisipasi dalam aktivitas olahraga secara teratur. 

            Kebutuhan zat gizi untuk anak usia 7-9 tahun berdasarkan Widya Karya Pangan dan Gizi, maka kecukupan energi dan zat-zat gizi sehari adalah 1900 kalori. Sedang untuk  anak usia 10-12 tahun membutuhkan 1800 kalori per hari.

Untuk mencukupi energi tersebut dapat diperoleh dari makanan pokok seperti nasi, mi, roti, dan biscuit. Sedangkan kebutuhan akan protein yang dapat diperoleh dari lauk pauk seperti ikan, daging, ayam, kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Dengan memenuhi kebutuhan tersebut dapat mencegah terjadinya gizi kurang dan kegemukan pada anak.

            Vitamin A, C, dan B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Tujuan terpenuhinya zat-zat gizi tersebut dapat memberikan daya tahan terhadap infeksi, mencegah kebutaan, dan meningkatkan konsentrasi belajar. Kalsium dapat diperoleh dari susu, ikan, dan kacang-kacangan. Begitu pula dengan zat besi yang dapat diperoleh dari makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan.

Diet seimbang untuk anak usia 6-12 tahun yang baik adalah rendah lemak, tinggi kalsium dan adekuat tapi kalorinya tidak berlebihan. Syarat pemberian makanan untuk anak antara lain:

  • Memenuhi kecukupan Energi dan semua zat gizi yang sesuai dengan umurnya.
  • Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang,
  • Bentuk dan porsi disesuaikan dengan daya terima, toleransi, dan keadaan faal anak.
  • Memperhatikan kebersihan anak dan lingkungan.

Anjuran-Anjuran jumlah porsi makan

  • Untuk anak usia 7-9 tahun sebanyak 1900 kalori per hari:

Nasi 4 porsi penukar (1 p nasi = 150 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 3 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

 

  • Untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari

Nasi 5 porsi penukar (1 p = 150 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 ½ porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

 

  • Untuk anak perempuan usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari

Nasi 4 porsi penukar (1 p = 150 gram)
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

 

Contoh Menu 1921 kalori

Waktu

Menu

Total kalori

Pagi

Bubur Ayam

467

 

1 gelas susu coklat skim

Pukul 10.00

Sandwich isi ragout sayuran

234

 

Buah apel

Siang

Mie ayam bakso

537

 

Jus jambu biji

Pukul 16.00

Pisang molen

235

Malam

Nasi

448

 

Sate bakso ikan

 

Tempe bumbu bali

 

Cah tauge wortel

 

Buah nanas

 

Cara Mengatasi Anak yang Sulit Makan

  1. Pilih bervariasi buah matang (pepaya, manga, melon, pisang, alpukat, semangka, jeruk) dengan cara dipotong kecil-kecil, bisa ditambahkan jeli atau agar-agar dan sedikit gula pasir. Dapat disajikan dalam bentuk juice atau selada buah yang ditambah keju dan susu manis.
  2. Pilih sayuran berwarna terang dan padat (wortel, brokoli, sawi, labu kuning, bunga kol, buncis muda, bayam) dipotong kecil-kecil ditambahkan pada mie atau lauk kesukaannya.
  3. Ajak anak makan bersama keluarga.
  4. Terapkan jadual makan yaitu 3 kali makan besar dan 2 kali snack sehat atau camilan. Jangan berikan camilan, susu atau juice dekat dengan waktu makan.
  5. Tidak mencemooh atau memarahi bila anak makan masih belum mau makan buah dan sayuran. Hormati anak bila dia tidak ingin makan dan usahakan lagi diperkenalkan pada pada waktu makan berikutnya.

 

 

 

           

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Candra, Asep. 2012. Anak Kurus Tak Mau Sayur dan Buah. http://kompas.com. Diakses 16 Desember 2012.

Damayanti, Diana. 2005. Makanan Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Fitri. 2011. Waspada Anemia Ancam Buah Hati. http://okezone.com. Diakses 16 Desember 2012.

Noegroho. 2010. Waspadai Anemia Gizi Anak. http://suaramerdeka.com. Diakses 16 Desember 2012.

Renata, Desi Sosanti. 2011. Penyebab Obesitas Pada Anak dan Cara Penanggulangannya. http://gayasehatgue.wordpress.com/2011/12/07/penyebab-obesitas-pada-anak-dan-cara-menanggulanginya/. Diakses 16 Desember 2012.

Soekirman, dkk. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia. Jakarta: PT Primedia Pustaka.

Wawa. 2011. 6 Kebiasaan Anak agar Mau Makan Sehat. http://kompas.com. Diakses 16 Desember 2012.