Wisuda dan Angkat Sumpah Tenaga Kesehatan Tahun 2023

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang atau yang disebut Polkesma menggelar wisuda selama 2 hari.  Sebanyak 900 wisudawan akan dilepas di The Singhasari Resort Kota Batu pada wisuda hari pertama.

Ratusan wisudawan itu berasal dari prodi D3 dan Sarjana Terapan Keperawatan, serta D3 dan Sarjana Terapan Kebidanan yang berasal dari Kampus Satu di Jalan Ijen dan Kampus Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU).

Direktur Polkesma Dr. Moh. Wildan, A.Per. Pen., MPd mengucapkan selamat atas keberhasilan para wisudawan sehingga dapat merayakan kelulusan. ”Lulus itu bukan suatu akhir, tetapi itu awal memasuki dunia kerja," tuturnya.

Beliau juga berpesan kepada wisudawan untuk jangan berpuas diri dan tidak berlarut-larut dalam euforia kelulusan. ”Segera bersiap untuk memasuki dunia kerja, kalian merupakan nakes (tenaga kesehatan) yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat," tegasnya. 

Selama ini lulusan-lulusan Polkesma sudah dipersiapkan untuk melayani masyarakat di bidang kesehatan. Pihaknya berupaya lulusan memiliki kualitas yang bagus ketika terjun di RS pemerintah maupun swasta. Secara implementasi, pihaknya sudah melakukan MoU dengan  rumah sakit vertikal.

Bentuk kerja sama yang terjalin yakni menempatkan alumni dan mahasiswa dalam bentuk magang maupun bekerja. Sehingga ketika sudah lulus, mereka siap diserap oleh pasar lokal maupun global. 

Lulusan Polkesma tidak hanya bekerja di Indonesia tetapi juga hingga luar negeri. Direktur Polkesma menyebut banyak alumni yang sudah bekerja di Jepang, Arab Saudi, Jerman, hingga Belanda. ”Data alumni kita selalu bertambah yang bekerja di luar negeri," imbuhnya.

Upaya internasionalisasi tersebut terus ditingkatkan. Salah satunya ialah dengan meningkatkan penguasaan bahasa internasional pada mahasiswa. Tak hanya bahasa Inggris, bahasa Jepang juga menjadi mata kuliah wajib bagi mahasiswa keperawatan. ”Kenapa lulusan kita banyak yang bekerja di Jepang karena ada penguatan khusus bahasa Jepang," imbuhnya.

 

  • Kisah Avivatul Zhulaikhah dan Triska Dama Yanti Jadi Wisudawan Berprestasi

Avivatul Zhulaikhah dan Triska Dama Yanti tak menyangka bisa menjadi wisudawan berprestasi Polkesma tahun ini. Tentu saja ada perjuangan keras yang dilakukan mereka demi meraih hasil terbaik. Mulai dari rajin berorganisasi hingga rajin mencatat saat perkuliahan berlangsung.

Avivatul Zhulaikhah masih tidak menyangka akan lulus dengan nilai terbaik di antara teman-temannya di Prodi D3 Keperawatan. Tepat selesai dalam kurun waktu tiga tahun, gadis kelahiran Kabupaten Trenggalek tersebut mampu meraih IPK 3,94. Sejak SMP, ia sudah tertarik dengan dunia kesehatan.

”Saya dulu sangat suka dengan stetoskop yang dimiliki tetangga saya yang seorang bidang,” kenangnya. Sejak saat itu, ia bercita-cita menjadi nakes. Kemudian ketika lulus SMP ia melanjutkan studi ke SMK dengan jurusan Keperawatan dan melanjutkan D3  Perawat di Polkesma melalui jalur prestasi.

Saat tugas akhir, ia mengambil penelitian yang berjudul ”Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Teknik  Menyusui yang Baik dan Benar di Ruang Sakura RSUD dr. Soedomo Trenggalek”. Dia banyak menemui kasus bayi yang tidak mendapat ASI dari ibunya dengan berbagai alasan.

 

 

Saat tugas akhir, ia mengambil penelitian yang berjudul ”Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Teknik  Menyusui yang Baik dan Benar di Ruang Sakura RSUD dr. Soedomo Trenggalek”. Dia banyak menemui kasus bayi yang tidak mendapat ASI dari ibunya dengan berbagai alasan.

 

Selama belajar di Polkesma, anak tunggal tersebut juga aktif dalam berorganisasi. Ia sempat menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Perawat (HMP). Ia mengatakan, harus dapat membagi waktu antara belajar dan organisasi. ”Biasanya hari Senin sampai Jumat saya fokus kuliah, lalu Sabtu dan Minggu organisasi,” sebutnya.

Beda cerita dengan Triska Dama Yanti, mahasiswa D3 Keperawatan yang juga meraih IPK  3,94. Gadis asal Blitar tersebut belajar dengan tekun selama tiga tahun menjadi mahasiswa Poleksma. Saat pertama kali masuk kuliah pada 2020, ia dan teman-teman seangkatannya harus belajar melalui daring. 

Selama belajar daring, Triska harus mencari cara agar dapat lebih memahami penjelasan dosen. Untuk itu dia selalu mencatat saat dosen menerangkan. Catatan tersebut akan disusun rapi dalam suatu file dan akan dibaca ulang saat malam hari atau saat menjelang ujian.

Materi-materi yang dicatat terus ia pelajari hingga benar-benar melekat dalam kepalanya.  ”Untuk kata kunci juga saya catat di sticky note,” kata dia. Menurutnya demi meraih hasil terbaik yang paling penting dari proses belajar adalah mencatat. 

Judul tugas akhir yang ia ambil ialah ”Gambaran Perawatan Luka Diabetik dengan Hidrogel sebagai Modern Dressing dalam Perkembangan Luka di Pedis Care Malang”. Dari penelitian tersebut, masyarakat sering kali salah dalam mengatasi luka pada kulit. Sehingga modern dressing menggunakan hydrogel menjadi salah satu metode yang tepat mengatasi luka .

Lulus dalam waktu tiga tahun, Triska sempat tidak menyangka akan mendapatkan nilai yang tertinggi di antara temannya. Karena selama ini ia merasa persaingan antar teman sekelasnya cukup tinggi. ”Senang bisa membanggakan orang tua,” tutup dia.





 

Pada wisuda hari kedua (18/10), Poltekkes Kemenkes Malang akan melepas 736 wisudawan. Ratusan wisudawan berasal dari prodi D3 Gizi, D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, D3 Asuransi Kesehatan, D3 Analis Farmasi dan Makanan, D3 Teknologi Bank Darah, D3 Teknologi Bank Darah RPL, S1 Terapan Gizi dan Dietetika, S1 Terapan Gizi dan Dietetika Alih Jenjang, serta S1 Terapan Promosi Kesehatan.

 

Cerita Niken Cahyaning Wulandari Jadi Wisudawan Terbaik

Niken Cahyaning Wulandari dinobatkan menjadi wisudawan terbaik Polkesma pada wisuda hari kedua. IPK yang didapatkannya terbilang sempurna, yakni 3,99.

Gadis asli Kabupaten Malang tersebut membagikan tips belajarnya. Ia mengaku punya sistem belajar khusus. Untuk memahami materi perkuliahan, Niken kerap memakai audio.

”Karena saya tipe orang yang belajarnya melalui audio, jadi saya lebih sering mendengarkan penjelasan dosen dan referensi penjelasan audio lainnya seperti melihat YouTube," tuturnya. 

Jika materi tentang perhitungan, Niken lebih banyak mengerjakan latihan soal. Sementara tentang materi yang perlu dihafal, ia perlu situasi yang nyaman dan tidak ramai. Karena dalam menghafal, Niken lebih suka jika membaca dengan suara keras.

Ia juga tidak memaksakan belajar jika sudah lelah.  Ia memilih masuk prodi Analisis Farmasi juga karena sudah tertarik dengan  hal yang berbau kesehatan sejak dulu, terutama kimia. Saat SMA, ia pernah menjadi tim OSN Kimia dan menjadi perwakilan sekolah dalam OSN Kimia se-Kabupaten Malang.

”Saya juga pernah beberapa kali mengikuti olimpiade kimia waktu SMA," imbuhnya. Sehingga ia lebih mudah lagi mempelajari hal-hal yang memang sudah ia sukai sejak awal. 

Selama kuliah, ia beberapa kali mengikuti lomba karya tulis ilmiah. Niken juga pernah mendapat Merit Award in Hongkong International Mathematical Olympiad (HKIMO) Heat Round 2018. Tak hanya mengikuti lomba, Niken mengimbangi kegiatan dengan mengikuti organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Prodi Anafarma periode 2020-2022, Komisi Pemilihan Raya tahun 2020-2021, selain itu juga UKM Persatuan Pemuda Anti Napza (PERDANA) tahun 2020-2021.

Tugas akhir yang dia tulis mengambil judul ”Pengaruh Variasi Massa Biosorben Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr) terhadap Penentuan Kapasitas Adsorpsi Logam Cd(II)". Ia mengembangkan project penelitian yang dilakukan  oleh salah satu dosennya. ”Dari project tersebut ternyata kulit batang kayu Jawa ini mengandung senyawa tanin. Menurut literatur  senyawa tanin  mampu mengurangi kadar logam berat," jelasnya.

Maka dari itu, ia membuat judul tersebut untuk membuktikan bahwa tanin yang berada di kulit batang kayu Jawa dapat mengurangi kadar logam berat terutama  Cd(II). Apalagi  kata Niken, kayu Jawa banyak tumbuh di Indonesia tetapi pemanfaatannya hanya sebatas jadi pagar rumah. ”Jadi harapannya masyarakat dapat mengetahui bahwa kulit batang kayu Jawa dapat  mengurangi kadar logam berat. Dengan harapan dapat diterapkan pada air yang tercemar," tutupnya.